![]() |
courtesy of BIGREDS |
Membuat tulisan
tentang salah satu hajatan hebat BIGREDS jelas memiliki kesulitan sendiri.
Adalah Iman Shofi yang saat itu bertanggungjawab di redaksi Majalah Walk On
yang memintaku menulis tentang Gathering Nasional BIGREDS di Jogjakarta. Hajatan
kumpul antar member BIGREDS dari berbagai kota di Indonesia memang, menurutku,
masih yang terhebat entah karena alasan apa. Bukan yang terbanyak dari segi
peserta, bukan pula yang tercanggih dari dukungan sarana, prasarana dan
teknologi penyelenggaraan, tapi memang ada semacam kesan atau mungkin aura yang
membuat acara ini benar-benar meninggalkan kesan yang begitu mendalam pada para
pesertanya. Sekadar penilaian pribadi, yang pasti subyektif.
Ada banyak hal
unik yang terjadi, banyak juga campur aduk emosi yang terekspresi. Ada rasa
haru keluar menyeruak saat bersama mengenangkan tumbuh kembang BIGREDS di ruang
temaram, lalu lama tak berselang kegembiraan dan kebanggaan membuncah saat
Liverpool menang telak atas Newcastle United. Pada kesempatan lain, senyum dan
tawa seakan tak pernah lepas ketika melakoni berbagai aktifitas tamasya dan
membaur bareng lainnya. Bahkan percampuran emosi tersebut makin menjadi ketika
terungkap di Forum BIGREDS. Berharap sekali, thread bertajuk “GATHERING
NASIONAL BIGREDS, Yogyakarta 26-29 Desember 2008” ada yang bisa
mengarsipkannya, apapun bentuknya.
Acaranya sudah
berlalu hampir empat tahun yang lalu, selalu ada rasa haru bahkan saat
menulisnya kembali sekarang. Tapi tak pernah lupa juga perihal konyol bahkan mungkin
norak yang pernah dilakukan selama tiga hari penyelenggaraan itu. Ada adagium, tragedi
ditambah waktu sama dengan komedi. Kata-kata dari Nora Ephron, seorang wartawan, artis, penulis skenario, sutradara, produser dan juga blogger yang meninggal 26 Juni 2012 lalu karena leukimia, terbukti benar. Setelah bertahun-tahun kemudian, peristiwa
yang dulu nilainya tragedi kelak kemudian waktu akan dikenang sebagai kejadian lucu
yang kita tertawakan sendiri. Ini bukan tragedi tapi kejadian konyol yang
sekarang mengenangnya dengan senyum malu.
Saat itu,
sebagai member BIGREDS di daerah ada perasaan kagum dan hormat dengan member
ibukota, apalagi pada para pengurusnya. Kalau kata Iman Shofi, terlalu merasa
rendah diri dan ‘memandang tinggi’ teman-teman dari kota-kota lain. Benar, rasanya
mereka adalah selebritis atau lebih tepatnya tokoh ya? Nah, yang kemudian
terjadi adalah aksi-aksi cupu yang lahir dari perasaan seperti itu tadi. Segan
untuk menyapa, tidak leluasa ketika saling berbicara, dan inisiatif untuk
mengajak foto bersama layaknya berfoto bersama legenda Liverpool. Bahkan
buatku, meminta foto bareng presiden BIGREDS saat itu lebih buat grogi
dibanding foto bareng artis. Oh ya ampun! Namun toh semua melakukan hal konyol
waktu itu, seperti pertunjukan debus di depan venue nonbar dan seabrek lainnya
di acara Get Mix perkenalan yang dipandu Mas Wawi dan Lisa Boy.
Semua tentang
Gathernas Jogja cukup terangkum lengkap di Forum BIGREDS. Ketika Anda kembali
membuka-buka setiap halaman threadnya, pastikan air mata Anda tidak meleleh
mengenang segala kebaikan dari jejak laku Anda saat itu. Dan ketika itu, semua
masih mau bercerita, menulis panjang, menyediakan waktu untuk meng-upload
foto-foto terbaik dari mereka. Forum BIGREDS-ku saat itu.
Nah, jadi semua
piranti emosi sudah lengkap kalau untuk mengenang. Seperti kata Sang Pujangga, Chairil
Anwar, “Kenang-kenanglah…”
Jejak Merah Di Jogja
“acara BIGREDS terbaik yang pernah kita adakan”, “acara ultah
BR terbaik yang pernah saya ikuti”, “acara yang sangat luar biasa ini”,
“kegiatan yang sangat monumental”, “Gathernas yang bener-bener seru, keren,
mantep, amazing, unforgetable, pokoknya udah ga bisa digambarkan dengan
kata-kata lagi deh”, “Acara yang sangat indah dan berkesan mendalam”,
“Priceless moments”.
Semua petikan
pernyataan, yang dinukilkan dari salah satu tread di Forum BIGREDS, itu adalah
sebagian dari berbagai testimonium dan ragam kekaguman personal para peserta
Gathering Nasional (Gathernas) BIGREDS I pada kegiatan yang telah mereka jalani
selama empat hari tiga malam di Jogjakarta. Aktivitas raga dan pengalaman
spiritual seperti apakah yang mereka ecap hingga mendorong mereka untuk
memaklumatkan ketakjuban hatinya begitu terang dan tanpa basa-basi?
Ahad, 28
Desember 2008. Cuaca cerah sore hari mengiringi rombongan peserta Gathernas
menuju Liquid Resto. Dengan menggunakan bus, menyusuri jalan-jalan sempit nan
padat kendaraan di kota yang sedasawindu lalu masih bernama Mataram. Petang
hingga malam itu para peserta akan melakoni puncak dari seluruh rangkaian
kegiatan Gathernas yakni peringatan Ulang Tahun ke-9 BIGREDS dan dilanjutkan
nonton bareng pertandingan EPL antara Newcastle United vs. Liverpool FC.
Sembari menunggu
acara dimulai, kerumunan bigredders yang dominan memakai atribut serba merah
itu menciptakan keriuhan yang memancing minat masyarakat umum yang berada di
sana untuk menyimaknya. Sebuah panorama yang tidak biasa (di Jogja), layaknya
atmosfer jelang pertandingan di stadion-stadion. The Manuks plus, anak-anak muda yang penuh semangat, memulai malam penuh kenangan
itu dengan mencoba (dan berhasil) membawa fantasi para peserta pada bayang masa
lalu dan suasana kota Liverpool dengan lagu-lagu The Beatles-nya seperti Baby It’s You, Norwegian Wood
(This Bird Has Flown), Come Together, I Want To Hold Your Hand, dan lainnya .
Turun
panggungnya The Manuks plus setelah membawakan High and Dry-nya Radiohead segera disusul dengan penayangan slide show berisi potret perjalanan
sembilan tahun BIGREDS. Deretan potret dari masa lalu yang meriwayatkan masa
lahir, mewartakan proses bertumbuh, sungguh menggetarkan hati. Diselingi
penampilan apik dua penari cantik, seremoni ulang tahun BIGREDS ke-9 pun
berlanjut. Suara jauh Hendra Kurniawan, salah satu founding fathers BIGREDS, semakin menambah hening suasana ruangan yang temaram dan
berhiaskan lilin-lilin yang dipegang masing-masing peserta. Perasaan haru
menyeruak, menyesakkan dada setiap bigredders hingga purna potong nasi tumpeng
dan senandung bersama lagu Happy Birthday.
Steven Gerrard
cs yang saat itu bertanding melawan Newcastle United di St. James Park Stadium,
seakan paham tentang hal memberi kado terbaik bagi para pendukungnya termasuk
yang sedang berulang tahun di Indonesia. Penampilan menawan yang berujung skor
besar 5 - 1 untuk kemenangan Liverpool FC menjadi hadiah terbaik malam itu.
Selebrasi transnasional di Liquid Resto sebagai konfirmasi tentang ideoscapes, salah satu dari lima arus globalisasi menurut Arjun Appadurai, semakin heboh dengan polah tingkah ajaib nan
spontan dari beberapa bigredders pun ditambah hasil imbang pesaing terdekat.
Malam yang
bergelimang keharuan dan kebahagiaan. Semua itu seakan mengobati lelah dan
jenuh saat perjalanan menuju Jogja, menggenapi kesenangan saat pertama bertemu
saudara member BIGREDS lainnya. Dan menyempurnakan segala keceriaan saat
mengikuti acara-acara sebelumnya seperti nonbar Boxing Day (vs. Bolton
Wanderers), Get Mix on BIGREDS, plesiran ke Prambanan dan berbagai aktivitas
kasual pun informal lainnya seperti makan bersama, family futsal, jalan-jalan
dan shopping di lokus-lokus wisata special di Jogjakarta serta yang lainnya.
Gathering
Nasional yang keseluruhan acaranya tersebar di berbagai tempat di Jogjakarta
itu ditutup di Hotel Ros In. Beberapa landmark dan produk penting yang
diperoleh dari Gathernas pertama ini adalah terciptanya beberapa chants baru
untuk mendukung Liverpool FC dengan bahasa Indonesia yakni "memoar of banjar" dan "memoar
of gombong", serta ditetapkannya
"anthem" BIGREDS hasil gubahan Jimmy Supargo.
Menebalkan
Solidaritas, Meretas Sejarah
Massifnya
ekspresi ketakjuban hati para peserta menjadi fakta di atas peristiwa bahwa
Gathernas bukan sekadar seremonial hampa dan aktivitas fisik yang kering makna.
Nonbar dan saksi kemenangan pertandingan Liverpool FC, plesir ke Prambanan, dan
bahkan ulang tahun BIGREDS sejatinya pernah menjadi pengalaman personal banyak
peserta. Namun sekali ini menjadi berbeda dan memiliki makna filosofis yang
lebih dari biasanya karena sesuatu hal yang lain. Pun tidak terletak pada
jamuan makan yang istimewa, tempat menginap yang mewah dan venue yang megah.
Kebesaran,
keindahan dan kehebatan acara ini terwujud berkat padu padan dari itikad baik
dan komitmen dari tuan rumah untuk menyambut dan membuat tamunya merasa seperti
di rumah sendiri dengan antusiasme para peserta Gathernas dari berbagai daerah.
Manifestasinya berupa keramahtamahan dan kerja keras panitia melayani para
peserta yang datang dengan respek besar dan azzam bertemu dengan
saudara-saudara BIGREDS dari wilayah lain. Meski belum terlalu lama bersua
namun tak menjadi hambatan bagi mereka untuk bernyanyi bersama sambil
berangkulan, memeluk erat kala terjadi gol, bertukar canda tawa dan tolong
menolong dalam banyak hal.
Gathernas adalah
kiprah spiritual bagi panitia dan peserta. Gathernas dengan hasil yang
membahagiakan setiap pelakunya terwujud dengan perjuangan dan pengorbanan yang
tidak sedikit. Tekad bulat dan keberanian pengurus untuk merestuinya. Para
peserta yang gigih memperjuangkan cuti, menyisihkan uang untuk kemudian
menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya ke Jogjakarta. Dan panitia yang
harus berseteru dengan kendala waktu yang sempit, sumber daya yang terbatas,
rongrongan agenda-agenda kehidupan pribadi dan deraan kelelahan fisik yang
mudah memantik emosi. Gilang gemilangnya acara ini memberi tambahan semangat
bagi setiap pegiat BIGREDS untuk semakin membesarkan BIGREDS.
Kelak, Gathering
Nasional I ini amat mungkin menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah
BIGREDS yang bisa disejajarkan dengan moment komitmen pendirian BIGREDS 28
Desember 1999, dan pengakuan sebagai Official Affiliated Branch untuk Indonesia
dari Liverpool Football Club pada 18 Oktober 2004. Sumbangsih Gathernas bagi
kebesaran BIGREDS adalah menyegarkan kembali memori untuk kemudian memaknai dan
menghargai jejak-jejak masa lalu yang telah mengantarkan pada tumbuh dan
berkembangnya BIGREDS seperti sekarang ini, membumikan spirit You’ll Never Walk Alone, memperdalam keinsyafan akan Liverpool Way, mendekatkan pengurus
dengan membernya dan meluruhkan sekat-sekat regional antar anggotanya.
Membulatkannya pada sebuah solidaritas besar yang terbentuk karena kesamaan
perasaan cinta pada klub sepak bola bernama Liverpool FC.
Gathernas bisa
berfungsi layaknya sebuah hari raya. Seperti hari besar suatu agama yang berfungsi
mempertemukan saudara sesama Liverpudlian yang saling terpisah jarak setiap
setahun sekali. Gathernas menjadi puncak moda komunikasi dan sosialisasi
member-member BIGREDS yang tersebar di berbagai daerah di tanah air. Gathernas
pun sanggup menjadi katalisator yang baik untuk mempercepat diaspora
Liverpudlians di tanah air. Dan secara umum, Gathernas I BIGREDS dengan segala
ritus dan kegiatan di dalamnya telah menjadi konfirmasi yang sahih tentang sepak
bola sebagai penyatu kelas.
Jogjakarta
(Jogjakarta)
Is Wonderful (Is
Wonderful)
Oh Jogjakarta is
Wonderful
It’s full of
Gudeg, Batik and Kopites
Oh Jogjakarta is
wonderful
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGathernas I adalah sebuah momentum dimana Big Reds mulai menjadi sebuah suporter klub yang dewasa bukan lagi remaja ataupun anak-anak.
ReplyDeleteProficiat!
YNWA